Thursday, October 16, 2014

Fitnah,Pertanyaan,Nikmat dan Siksa Kubur

Posted by Unknown  |  at  5:45 PM

Kehidupan di alam kubur adalah merupakan fase-fase dari kehidupan umat manusia. Kehidupan kita sebagai hamba Allah adalah merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kita sudah mengalami dua fase kehidupan; pertama yaitu kehidupan di alam arwah, kehidupan yang kedua adalah kehidupan di alam rahim ibu. Kemudian sekarang kita mengalami fase kehidupan ketiga yaitu kehidupan di alam ini, kemudian akan melanjutkan fase kehidupan berikutnya, yaitu kehidupan alam kubur atau biasa dikenal dengan alam barzakh. Karena barzakh artinya pemisah antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Kemudian setelah itu kita akan dibangkitkan oleh Allah Ta’ala dari alam kubur menuju kehidupan terakhir yaitu kehidupan akhirat. Inilah fase kehidupan yang akan dilalui manusia.

Ma’asyiral muslimin Rahimakumullahu

Alam kubur merupakan alam ghaib, alam yang tidak bisa diindera oleh panca indera manusia. Secerdas apapun seseorang pasti tidak akan bisa mengetahui apa yang akan terjadi pada kubur, kecuali kalau diberitahu oleh dzat yang Maha Mengetahui. Karena kemampuan manusia untuk mengetahui hal ghaib adalah terbatas. Oleh karena itu kita tidak bisa memaksakan diri untuk mengetahuinya kecuali dengan menggunakan dalil-dalil dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui Rasululah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Cenderungnya, ketika Allah Ta’ala berbicara tentang masalah ghaib redaksinya adalah iman.

“Alif laam miin.  Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka.” (Al-Baqarah: 1-3)

Ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh panca indera. percaya kepada yang ghaib yaitu, mengi’tikadkan adanya sesuatu yang ada yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera, Karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya.

Redaksinya adalah الذين يؤمنون بالغيب (mereka yang beriman kepada yang ghaib) bukan “الذين يعلمون الغيب (mereka yang mengetahui hal ghaib), sekedar hanya mengimani apa yang datang dari Allah Ta’ala dan Rasul-Nya karena kita tidak memiliki kemampuan untuk mengetahuinya, dan kita pun hanya diperintahkan untuk mengimani sebatas apa yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Inilah diantara ciri orang yang bertakwa kepada Allah Ta’ala, bukan memaksakan diri untuk mengetahui secara logikanya.

Kita akan membicarakan tentang alam kubur diantara sekian banyak hal-hal yang ghaib. Ada satu ungkapan yang perlu kita ambil faedahnya. Utsman bin Affan Radhiallahu ‘Anhu adalah sosok manusia terbaik. Beliau menyampaikan perasaannya kepada kita semua.

عن هانئ مولى عثمان بن عفان قال: كان عثمان بن عفان إذا وقف على قبر بكى حتى يبل لحيته فيقال له: قد تَذكر الجنَّةَ والنَّار فلا تبكي وتبكي مِن هذا ؟ فيقول: إن رسول الله  صلى الله عليه وسلم قال: “إن القبر أول منازل الآخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه “، وقال رسول الله  صلى الله عليه وسلم: ” ما رأيت منظرا إلا والقبر أفظع منه “.(رواه الترمذي ( 2308 ) وابن ماجه ( 4567 ) . وحسَّنه الألباني في ” صحيح الجامع “

Dari Hani’ Maula Utsman berkata bahwa ketika Utsman bin Affan Radhiallahu ‘Anhu berdiri di depan kuburan, beliau Menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya. Lalu dikatakan kepadanya, “Diceritakan kepadamu tentang Surga dan Neraka kamu tidak menangis, tetapi kamu menangis dari ini.” Maka beliau berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Kuburan adalah awal rintangan dari beberapa rintangan alam akhirat. Jika selamat di alam itu maka setelahnya lebih mudah, dan jika tidak selamat maka setelahnya lebih susah.” Kemudian beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tiada pemandangan yang pernah saya lihat melainkan kuburan yang paling menyeramkan.” (Hadits Hasan, HR. Tirmidzi dan Ibnu Majjah, dan dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’)

Kita akan berbicara bagaimana kondisi orang-orang beriman di alam kubur dan bagaimana kondisi kehidupan orang-orang kafir di alam kubur.

Di antara syarat beriman kepada hari akhir adalah beriman kepada semua kejadian yang terjadi setelah kematian sampai sebelum hari kiamat, atau yang biasa kita kenal dengan alam barzakh. Kejadian di alam barzakh yang dimaksud di sini adalah fitnah kubur, nikmat kubur bagi yang lulus darinya dan siksa kubur bagi yang gagal darinya. Dan ketiga hal ini telah ditunjukkan dalam nash-nash Al-Qur`an dan hadits yang mencapai taraf mutawatir.

Fitnah secara bahasa berarti ujian (ikhtibaar), sedangkan secara istilah fitnah kubur adalah pertanyaan yang ditujukan kepada mayit tentang Rabbnya, agamanya dan Nabinya. Hal ini benar berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. (Lihat Syarah Lum’atul I’tiqad hal 67, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin)

Adapun orang yang beriman maka Allah Ta’ala akan mengokohkannya dengan jawaban yang benar, sehingga dia akan berkata: Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan nabiku Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Adapun orang kafir dan musyrik maka Allah Ta’ala akan menyesatkan mereka sehingga mereka hanya bisa berkata: Saya tidak tahu, dan orang munafik serta yang ragu dengan agamanya akan berkata: Saya tidak tahu, saya mendengar orang lain bilang demikian maka akupun mengikutinya.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Al-Barra bin ‘Azib Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wasallam bersabda:

المسلم إذا سئل في القبر يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ، فذلك قوله تعالى: يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة  وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاءُ

 ‘’Apabila seorang muslim ditanya di dalam kubur, maka dia bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul Allah”. Itulah maksud firman Allah: “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh di dalam kehidupan dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki’’. (HR. Bukhari)

Nikmat Kubur

Dalam sebuah hadits panjang yang diriwayatkan dari Barra’ bin ‘Azib Radhiallahu ‘Anhu menyebutkan tentang nikmat-nikmat dan siksa-siksa kubur.

عن البراء رضي الله عنه قال : خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في جنازة رجل من الأنصار فانتهينا إلى القبر ولما يلحد فجلس رسول الله صلى الله عليه وسلم وجلسنا حوله كأنما على رؤوسنا الطير وفي يده عود ينكت به فرفع رأسه فقال : استعيذوا بالله من عذاب القبر ، ثلاث مرات ، – أو مرتين –

Dari al-Barra bin ‘Azib Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: ‘’Kami mengantarkan jenazah salah seorang dari kaum Anshar bersama Rasulullah. Kami tiba ke suatu kubur yang belum ditutup lahat. Maka Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wa Sallam duduk dan kami pun duduk di sekitarnya. Seolah-olah di atas kepala kami ada burung sedang di kakinya ada kayu yang hendak dijatuhkan ke bumi. Beliau menengadahkan kepalanya lalu bersabda: “Mintalah perlindungan kepada Allah dari azab kubur”. Beliau mengatakannya dua atau tiga kali.

Mendapatkan Ampunan Dan Keridhaan Allah

ثم قال : إن العبد المؤمن إذا كان في انقطاع من الدنيا و إقبال من الآخرة نزل إليه من السماء ملائكة بيض الوجوه كأن وجوههم الشمس حتى يجلسون منه مد البصر معهم كفن من أكفان الجنة وحنوط من حنوط الجنة يجيء ملك الموت فيقعد عند رأسه فيقول أيتها النفس الطيبة اخرجي إلى مغفرة من الله ورضوان.

Kemudian beliau melanjutkan: “Apabila seorang hamba yang beriman meninggalkan dunia dan menghadap akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah putih seperti matahari. Mereka membawa kain kafan dan membawa beberapa selimut dari surga. Mereka duduk di dekat hamba itu dengan mengarahkan pandangan. Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk di dekat kepala hamba seraya berkata: “Wahai ruh yang baik, keluarlah untuk menuju ampunan dan keridhaan dari Allah”.

Berselimutkan Selimut Surga Dan Ruhnya Berbau Harum.

 فتخرج تسيل كما تسيل القطرة من في السقاء فإذا أخذوها لم يدعوها في يده طرفة عين حتى يأخذوها فيجعلوها في ذلك الكفن وذلك الحنوط فيخرج منها كأطيب نفحة مسك وجدت على وجه الأرض فيصعدون فلا يمرون بها على ملأ من الملائكة إلا قالوا : ما هذا الروح الطيب ؟ فيقولون:  هذا فلان بن فلان بأحسن أسمائه التي كان يسمى بها في الدنيا حتى ينتهي بها إلى السماء الدنيا فيستفتح فيفتح لهم فيستقبله من كل سماء مقربوها إلى السماء التي تليها حتى ينتهي به إلى السماء السابعة ،

Maka ruh pun keluar mengalir seperti mengalirnya tetesan air dari minuman. Malaikat maut mengambilnya. Tatkala ia mengambilnya, maka para malaikat lain tidak membiarkan jiwa itu berada di tangan malaikat maut sekejap mata pun sehingga mereka mengambilnya lalu meletakkan di dalam kafan dan selimut tersebut. Dari ruh itu keluar semerbak wangi yang lebih harum dari pada kesturi yang ada di permukaan bumi. Para malaikat membawanya naik. Tidaklah mereka melintasi suatu kelompok malaikat melainkan mereka berkata: “Bau harum apakah itu? Para malaikat pembawa ruh menjawab,: “ia adalah bau ruh si fulan bin fulan”. Mereka memanggilnya dengan nama terbaik yang dahulu digunakan di dunia. Akhirnya, sampailah mereka di langit dunia. Mereka meminta dibukakan untuk ruh itu. Lalu dibukakanlah untuknya serta disambutlah oleh setiap malaikat penghuni langit lalu diantarkanlah hingga ke langit berikutnya, hingga sampai di langit ke tujuh”.

قال : فيقول الله : اكتبوا كتاب عبدي في عليين في السماء السابعة وأعيدوه إلى الأرض فإني منها خلقتهم وفيها أعيدهم ومنها أخرجهم تارة أخرى

Maka Allah Ta’ala berfirman [artinya]: ‘’Tuliskanlah catatan hamba-Ku di dalam surga yang tinggi dan kembalikanlah dia ke bumi, karena dari bumilah Aku menciptakan mereka dan ke bumilah Aku mengembalikan mereka serta dari bumilah Aku mengeluarkan mereka pada kali yang kedua.

فتعاد روحه في جسده ويأتيه ملكان فيُجلسانه فيقولان له : من ربك ؟ فيقول : ربي الله ، فيقولان له : ما دينك ؟ فيقول : ديني الإسلام فيقولان له : ما هذا الرجل الذي بعث فيكم ؟ فيقول : هو رسول الله صلى الله عليه وسلم . فيقولان : ما عملك ؟ فيقول : قرأت كتاب الله وآمنت به وصدقت به.

Nabi Shalallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda: “Kemudian ruh itu dikembalikan ke jasadnya. Ia didatangi oleh dua malaikat lalu mendudukkannya. Kedua malaikat berkata kepadanya: “Siapakah Tuhanmu? Dia menjawab: “Tuhanku adalah Allah”. Kedua malaikat itu bertanya: “Apa agamamu? Dia menjawab: “Agamaku Islam”. Kedua malaikat bertanya: “Siapakah orang yang diutus kepadamu? Dia menjawab: “Orang itu adalah Rasulullah”. Kedua malaikat bertanya: “darimana kamu mengetahuinya? Dia menjawab: “Aku membaca kitab Allah, maka aku mengimani dan membenarkannya”.

Digelarkan permadani, didandani dengan pakaian dari surga, dibukakan baginya pintu menuju surga, dilapangkan kuburnya, dan di dalamnya ditemani orang yang tampan wajahnya, bagus penampilannya,

فينادي مناد من السماء أن صدق عبدي فأفرشوه من الجنة وألبسوه من الجنة وافتحوا له بابا إلى الجنة ، فيأتيه من طيبها وروحها ويفسح له في قبره مد بصره ويأتيه رجل حسن الوجه حسن الثياب طيب الريح فيقول : أبشر بالذي يسرك هذا يومك الذي كنت توعد ، فيقول : ومن أنت ؟ فوجهك الوجه الذي يجيء بالخير فيقول : أنا عملك الصالح ، فيقول: رب أقم الساعة حتى أرجع إلى أهلي ومالي .

Tiba-tiba ada seorang penyeru dari langit, “Benarlah hamba-Ku. Maka hamparkanlah untuknya sebagian dari hamparan surga dan kenakanlah kepadanya sebagian pakaian surga serta bukakanlah baginya sebuah pintu dari surga’’. Nabi Shalallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda: ‘’Maka didatangkanlah kepadanya ruh dan kebaikannya. Allah melapangkan kuburan itu baginya seluas mata memandang. Kemudian datanglah kepadanya seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus, dan berbau harum, lalu berkata: “Bergembiralah dengan apa yang menggembirakanmu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu”. Mayat orang mukmin bertanya: “Siapakah kamu? Wajahmu merupakan wajah yang datang untuk membawa kebaikan”.  Orang itu menjawab: “Aku adalah amal shalehmu”. Mayat orang mukmin berkata: “Ya Tuhanku, segerakanlah kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku’’.

وإن العبد الكافر إذا كان في انقطاع من الدنيا وإقبال من الآخرة نزل إليه من السماء ملائكة سود الوجوه معهم المسوح حتى يجلسون منه مد البصر ثم قال : ثم يجيء ملك الموت حتى يجلس عند رأسه فيقول : يا أيتها النفس الخبيثة اخرجي إلى سخط الله وغضبه

Nabi Shalallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda: ‘’Sedangkan apabila seorang hamba yang kafir meninggalkan dunia dan menuju akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah hitam. Mereka membawa tenunan kasar dan duduk di dekatnya sambil mengawasinya. Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata: “Hai ruh yang buruk, keluarlah untuk menuju kemurkaan dan kemarahan dari Allah”.

قال : فتفرق في جسده ، قال : فتخرج فينقطع معها العروق والعصب كما تنزع السفود من الصوف المبلول فيأخذها فإذا أخذها لم يدعوها في يده طرفة عين حتى يأخذوها فيجعلوها في تلك المُسوح فيخرج منها كأنتن ريح جيفة وجدت على ظهر الأرض فيصعدون بها فلا يمرون بها على ملأ من الملائكة إلا قالوا : ما هذا الروح الخبيث ؟ فيقولون : فلان بن فلان بأقبح أسمائه التي كان يسمى بها في الدنيا حتى ينتهي به إلى سماء الدنيا فيستفتحون فلا يفتح له ثم قرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم : { لا تفتح لهم أبواب السماء ولا يدخلون الجنة حتى يلج الجمل في سم الخياط } ( الأعراف / 40 ) ،

Nabi bersabda: “Maka ruh meninggalkan jasadnya”. Malaikat maut mencabut ruh seperti menarik tusuk besi dari daging basah. Malaikat maut mencabutnya. Setelah dia mencabutnya, dia tidak membiarkan di tangannya sekejap pun sehingga ruh itu disimpan di dalam tenunan kasar. Maka keluarlah darinya bau yang lebih busuk dari bangkai terbau yang ada muka bumi. Para malaikat membawanya naik. Tidaklah mereka melintasi suatu kelompok malaikat melainkan mereka berkata, Bau busuk apakah ini? Mereka menjawab: “Ini bau busuk si fulan bin fulan”. Mereka memanggilnya dengan nama terburuk yang dahulu digunakan di muka bumi. Mereka sampai di langit dunia seraya meminta dibukakan pintu untuknya. Namun pintu itu tidak dibukakan untuknya. Lalu Rasulullah Shalallahu ’Alaihi Wa Sallam membaca ayat [artinya]: “Tidak dibukakan baginya pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga hingga unta masuk ke dalam lubang jarum”.

قال : فيقول الله عز وجل : اكتبوا كتاب عبدي في سجين في الأرض السفلى وأعيدوه إلى الأرض فإني منها خلقتهم وفيها أعيدهم ومنها أخرجهم تارة أخرى فتطرح روحه طرحاوقال ثم قرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم : { ومن يشرك بالله فكأنما خر من السماء فتخطفه الطير أو تهوي به الريح في مكان سحيق } ( الحج / 31 ) ،

Maka Allah Ta’ala berfirman [artinya]: “Tuliskanlah baginya tempat di dasar bumi yang terendah”. 

Kemudian malaikat melemparkan ruh itu dengan keji. Lalu Rasulullah membaca ayat [artinya]: 

“Adapun orang yang menyekutukan Allah, maka dia seolah-olah jatuh dari langit, lalu disambar burung atau dia dihempaskan oleh angin ke tempat yang jauh”.

قال : فيعاد روحه في جسده ويأتيه الملكان فيجلسانه فيقولان له : من ربك ؟ فيقول : هاه هاه لا أدري ، فيقولان له : وما دينك ؟ فيقول : هاه هاه لا أدري ، قال : فينادي مناد من السماء أفرشوا له من النار وألبسوه من النار وافتحوا له بابا إلى النار . قال : فيأتيه من حرها وسمومها ويضيق عليه قبره حتى تختلف عليه أضلاعه ويأتيه رجل قبيح الوجه قبيح الثياب منتن الريح فيقول : أبشر بالذي يسوؤك هذا يومك الذي كنت توعد ، فيقول : من أنت ؟ فوجهك الوجه الذي يجيء بالشر ، فيقول : أنا عملك الخبيث ، فيقول : رب لا تقم الساعة رب لا تقم الساعة “.

رواه أبو داود ( 4753 ) وأحمد – واللفظ له – ( 18063 ) . صححه الألباني في ” صحيح الجامع ” ( 1676 ) .

Kemudian ruh itu kembali ke jasadnya. Lalu datanglah dua malaikat seraya mendudukkannya dan berkata: “Siapakah Tuhanmu’ Dia menjawab: “A… e… aku tidak tahu”. Kedua malaikat itu bertanya: “Apa agamamu? Dia menjawab: “A… e… aku tidak tahu”. Kedua malaikat bertanya: “Siapakah orang yang diutus kepadamu? Dia menjawab: “A… e… aku tidak tahu”. Tiba-tiba ada seorang penyeru dari langit: “Hamba-Ku berbohong. Maka hamparkanlah untuknya sebagian dari hamparan neraka dan bukakanlah baginya sebuah pintu dari pintu neraka. Lalu datanglah kepadanya panas dan racun api neraka. Allah menyempitkan kuburan itu baginya hingga tulang rusuknya berceceran. Kemudian datanglah kepadanya seorang laki-laki berwajah buruk, berpakaian buruk dan berbau busuk, lalu berkata: “Bergembiralah dengan apa yang menyedihkanmu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu’. Mayat orang kafir berkata: “Siapakah kamu? Wajahmu merupakan wajah yang datang untuk membawa keburukan”. Orang itu menjawab: “Aku adalah amal burukmu”. Mayat orang kafir berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau menyegerakan kiamat”.

(Hadits ini diriwayatkan Abu Daud dan Ahmad). Dishahihkan oleh Al Albani dalam ash shahihul jami’)

Siksa Kubur Adalah Haq

Siksa kubur ini bukan hanya dikhususkan atau diperuntukkan bagi orang-orang kafir saja, namun terkadang orang-orang beriman juga ada yang mendapatkan siksa kubur. Karena adzab kubur adalah sesuatu yang haq dan pasti.

عن عائشة رضي الله عنها ثم أن يهودية دخلت عليها فذكرت عذاب القبر  فقالت لها أعاذك الله من عذاب القبر  فسألت عائشة رسول الله  صلى الله عليه وسلم  عن عذاب القبر  فقال نعم عذاب القبر حق قالت عائشة رضي الله عنها فما رأيت رسول الله  صلى الله عليه وسلم  بعد صلى صلاة إلا تعوذ من عذاب القبر. (رواه البخاري، كتاب الجنائز، باب ما جاء في عذاب القبر)

Dari Aisyah Radhiallahu ‘Anha bahwa seorang wanita yahudi mendatanginya dan bercerita tentang adzab kubur dan berkata, ”Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungimu dari adzab kubur”. Lalu Aisyah bertanya kepada Rasulullah tentang keberadaan adzab kubur itu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, ”Ya, adzab kubur itu ada”. Aisyah Radhiallahu ‘Anha berkata: ”Aku tidak pernah melihat Rasulullah melakukan shalat kecuali beliau berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari adzab kubur”. (HR Bukhari kitab Janaiz, Bab Maa Ja’a Fi adzabil Qabri)

Amal Perbuatan Penyebab Siksa Kubur

Sebab-sebab perbuatan yang memicu siksa kubur yang menimpa penghuni alam barzakh terbagi menjadi dua macam:

Pertama, sebab umum yaitu mereka disiksa karena kejahilan mereka terhadap Allah, tidak menunaikan ketaatan dan melakukan larangan dan bermaksiat kepada Allah Ta’ala.

Al-Imam Ibnu Qayyim Rahimahullahu dalam kitabnya Ar-Ruh menyatakan: “Secara global, mereka diadzab karena kejahilan mereka tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak melaksanakan perintah-Nya, dan karena perbuatan mereka melanggar larangan-Nya. Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mengadzab ruh yang mengenal-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya. Demikian juga, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mengadzab satu badan pun yang ruh tersebut memiliki ma’rifatullah (pengenalan terhadap Allah) selama-lamanya. Sesungguhnya adzab kubur dan adzab akhirat adalah akibat kemarahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kemurkaan-Nya terhadap hamba-Nya. Maka barangsiapa yang menjadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala marah dan murka di dunia ini, lalu dia tidak bertaubat dan mati dalam keadaan demikian, niscaya dia akan mendapatkan adzab di alam barzakh sesuai dengan kemarahan dan kemurkaan-Nya.” (Ar-Ruh hal. 82)

Kedua, sebab khusus sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah tentang dua orang yang disiksa di alam kuburnya: orang yang pertama disiksa karena namimah di tengah manusia dan orang yang kedua disiksa karena tidak menjaga percikan kencing.

Kemudian beliau (Ibnu Qayyim) juga menyebutkan orang disiksa karena shalat tanpa bersuci, orang disiksa karena melewati orang teraniaya tapi tidak menolongnya, orang disiksa karena diberi Al-Qur’an tapi tidak shalat malam dan tidak mengamalkannya, mereka disiksa karena berzina, mereka disiksa karena memakan harta riba, mereka disiksa karena malas shalat subuh, mereka disiksa karena tidak mau membayar zakat, mereka disiksa karena menyulut api fitnah di tengah umat manusia, mereka disiksa karena sombong dan congkak, mereka disiksa karena beramal riya’, dan mereka disiksa karena suka mengumpat dan menghina orang lain. (Lihat al-lrsyad lla Shahihal-lqtiqad, Syaikh Shalih al-Fauzan, hl. 321-322)

عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما قال : مرّ النبي صلى الله عليه وسلم بقبرين ، فقال إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا

Dari Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma berkata: “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melewati dua kuburan, maka beliau bersabda: “Sesungguhnya keduanya disiksa dan keduanya tidak disiksa dalam perkara besar. Adapun yang pertama tidak menjaga dari percikan kencing dan yang kedua berjalan di muka bumi dengan namimah (adu domba)”. Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah dan membelah menjadi dua lalu beliau menancapkan pada setiap kubviran satu pelepah kurma. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan itu?” Beliau bersabda, “Mudah-mudahkan diringankan (siksa kubur) dari keduanya, selagi (pelepah kurma itu) belum kering.” (HR. Bukhari)

Al-Baghawi Rahimahullahu menjelaskan bahwa namimah adalah mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu domba antara seseorang dengan si pembicara. Adapun Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani Rahimahullah mengatakan bahwa namimah tidak khusus itu saja. Namun intinya adalah membeberkan sesuatu yang tidak suka untuk dibeberkan. Baik yang tidak suka adalah pihak yang dibicarakan atau pihak yang menerima berita, maupun pihak lainnya. Baik yang disebarkan itu berupa perkataan maupun perbuatan. Baik berupa aib ataupun bukan.

Ghibah

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

لَمَّا عَرَجَ بِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ، فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ

“Tatkala Rabbku memi’rajkanku (menaikkan ke langit), aku melewati beberapa kaum yang memiliki kuku dari tembaga, dalam keadaan mereka mencabik-cabik wajah dan dada mereka dengan kukunya. Maka aku bertanya: ‘Siapakah mereka ini wahai Jibril?’ Dia menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang memakan daging (suka mengghibah) dan menjatuhkan kehormatan manusia’.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dishahihkan Al-Albani Rahimahullahu dalam Al Jami’ Ash-Shaghir)

Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali Rahimahullahu menyatakan: “Sebagian ulama menyebutkan rahasia dikhususkannya (penyebab adzab kubur) air kencing, namimah (adu domba), dan ghibah (menggunjing). Rahasianya adalah bahwa alam kubur itu adalah tahap awal alam akhirat. Di dalamnya terdapat beberapa contoh yang akan terjadi pada hari kiamat, seperti siksaan ataupun balasan yang baik. Sedangkan perbuatan maksiat yang akan disiksa karenanya ada dua macam: terkait dengan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan terkait dengan hak hamba. Hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala yang pertama kali akan diselesaikan pada hari kiamat adalah shalat, sedangkan yang terkait dengan hak-hak hamba adalah darah.

Adapun di alam barzakh, yang akan diputuskan adalah pintu-pintu dari kedua hak ini dan perantaranya. Maka, syarat sahnya shalat adalah bersuci dari hadats dan najis. Sedangkan pintu tumpahnya darah adalah namimah (adu domba) dan menjatuhkan kehormatan orang lain. Keduanya adalah dua jenis perkara menyakitkan yang paling ringan, maka diawali di alam barzakh dengan evaluasi serta siksaan karena keduanya.” (Ahwalul Qubur hal. 89)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

اتدرون ما الغيبه؟ قالوا: الله ورسوله أعلم .قال:الْغِيبَة ذِكْرك أَخَاك بِمَا يَكْرَه قِيلَ : أَفَرَأَيْت إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُول ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُول فَقَدْ اِغْتَبْته ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَقَدْ بَهَتّه

“Tahukah kalian apa itu ghibah? Mereka (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian beliau Shallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Engkau menyebut-nyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Kemudian ada yang bertanya, “Bagaimana menurutmu jika sesuatu yang aku sebutkan tersebut nyata-nyata apa pada saudaraku?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Jika memang apa yang engkau ceritakan tersebut ada pada dirinya itulah yang namanya ghibah, namun jika tidak berarti engkau telah berdusta atas namanya.” (HR. Muslim, Bab: Al-Bir Wash Shilah Wal Adab)

Ghulul

Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu berkata:  Ketika kami selesai membuka Khaibar dalam ghanimah tidak terdapat emas perak, hanya ternak unta, lembu dan barang perkakas dan kebun. Kemudian kita kembali bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ke Wadil Qura, dan bersama Nabi seorang hamba bernama Mid’am hadiah dari seorang suku Bani  Adh Dhibab, dan ketika hamba itu menurunkan kendaraan Rasulullah tiba-tiba ada panah jatuh dan kena pada hamba itu hingga ia mati, maka orang-orang berkata: Untunglah ia mati syahid.  Mendadak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:  Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, selimut yang ia ambil dari ghanimah Khaibar yang belum dibagi itu, kini menyalakan api atas badannya. Setelah itu maka datanglah seorang yang mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam itu membawa dua tali sepatu (sandal), sambil berkata:  Ini aku ambil dari ghanimah sebelum dibagi, maka sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:  Satu atau dua tali sepatu dari api neraka.  (HR. Bukhari, Muslim).

Yang di maksud ghulul adalah mengambil secara sembunyi-sembunyi hak milik orang banyak, maka pengambilan itu sifatnya semacam mencuri. Ghulul di katakan dosa besar karena mengambil harta yang tidak haknya, walaupun kenyataannya mengambil bagiannya sendiri. Ghulul utamanya dikaitkan dengan harta ghanimah, karena dalam pembagian ghanimah itu ada aturan sendiri dilihat dari status orang yang ikut berperang seperti orang yang membunuh dengan kemampuan dirinya sendiri atau cuma ikut-ikutan tidak ikut membunuh hanya membawa fasilitas alat perang atau makanan, malah ada yang baru datang seteleh usainya peperangan. Semua itu ada bagiannya masing-masing.

Hukum ghulul ghanimah itu haram karena merampas harta orang lain yang sama sekali tidak mempunyai hak untuk untuk memperolehnya.

Menjulurkan Kain di Bawah Mata Kaki Karena Sombong

Isbal secara bahasa adalah masdar dari “asbala”, “yusbilu-isbaalan”, yang bermakna “irkhaa-an”, yang artinya; menurunkan, melabuhkan atau memanjangkan. Sedangkan menurut istilah, sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ibnu Al ‘Arabi Rahimahullah dan selainnya adalah memanjangkan, melabuhkan dan menjulurkan pakaian hingga menutupi mata kaki dan menyentuh tanah, baik karena sombong ataupun tidak. (Lisanul ‘Arab)

أَنَّ ابْنَ عُمَرَ حَدَّثَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَجُرُّ إِزَارَهُ مِنْ الْخُيَلَاءِ خُسِفَ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي الْأَرْضِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Dari Ibnu Umar Radhialahu ‘Anhuma, dia mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Ketika seorang laki-laki memanjangkan kainnya dengan sombong, dia akan ditenggelamkan dengannya dibumi dan menjerit-jerit sampai hari kiamat.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada orang yang menjulurkan kain sarungnya karena kesombongan,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Beberapa Amal Perbuatan Yang Bisa Menyelamatkan Dari Siksa Kubur

Syahid di jalan Allah
Dari Ubadah bin Ash-Shamit Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam:

لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللهِ سِتُّ خِصَالٍ: يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دُفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ، وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ، وَيُحَلَّى حُلَّةَ الْإِيمَانِ وَيُزَوَّجُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ، وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ

“Orang yang mati syahid akan mendapatkan enam keutamaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala: diampuni dosa-dosanya dari awal tertumpahkan darahnya, akan melihat calon tempat tinggalnya di surga, akan diselamatkan dari adzab kubur, diberi keamanan dari ketakutan yang sangat besar, diberi hiasan dengan hiasan iman, dinikahkan dengan bidadari, dan akan diberi kemampuan untuk memberi syafaat kepada 70 orang kerabatnya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah. Al-Albani berkata dalam Ahkamul Jana’iz bahwa sanadnya hasan)

Ribath (Orang yang meninggal dalam keadaan menjaga dari serangan musuh di jalan Allah)
Dari Fadhalah bin Ubaid Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

كُلُّ مَيِّتٍ يُخْتَمُ عَلَى عَمَلِهِ إِلَّا الَّذِي مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيلِ اللهِ فَإِنَّهُ يُنْمَى لَهُ عَمَلُهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَيَأْمَنُ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ

“Setiap orang yang mati akan diakhiri atau diputus amalannya, kecuali orang yang mati dalam keadaan ribath di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amalannya akan dikembangkan sampai datang hari kiamat dan akan diselamatkan dari fitnah kubur.” (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud)

Amal-amal shalih kita. Amal shalih kita dapat menjadi sebab bebasnya kita dari siksa kubur, tapi kita tidak boleh mengandalkan itu semuanya, tapi Allah Ta’ala sendirilah yang akan membebaskan kita dari adzab kubur.

Berdo’a dan berdzikir sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam, seperti ketika sebelum salam dan setelah tasyahud di dalam shalat:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnahnya (cobaan) hidup dan mati, dan dari kejahatan fitnahnya Al-Masih Ad-Dajjal.” (HR. Muslim, no. 588).

Ini hanyalah beberapa amalan yang bisa mencegah seseorang dari siksa kubur yang dijelaskan dari sumber yang shahih, dan amalan yang menyelamatkan diri dari siksa kubur tidak terbatas dengan hal di atas. Hendaknya setiap muslim senantiasa memperbanyak amal shalih dan meninggalkan maksiat dan selalu memperbarui taubatnya setiap hari. Semoga kita dimudahkan untuk melakukan hal demikian, dan semoga kita adalah bagian dari orang-orang yang mendapatkan nikmat kubur.

Diantara Keadaan Orang Kafir atau Siksaan Di Alam Kubur

Dipukul dengan palu dari besi

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ حَتَّى أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba yang meninggal dan baru saja dikubur, dia mendengar bunyi terompah (sandal) yang dipakai oleh orang-orang yang mengantarnya ketika mereka sedang beranjak pulang, sampai datang kepada dia dua malaikat. Kemudian mereka mendudukkannya dan bertanya kepadanya: “Apakah yang kamu katakan dahulu ketika di dunia tentang orang ini, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam?” Adapun orang yang beriman menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa beliau adalah hamba dan utusan Allah.’ Lalu dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah tempat dudukmu di neraka, Allah telah menggantikannya untukmu dengan tempat duduk di surga.’ Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: Lalu ia melihat keduanya (surga dan neraka). Adapun orang kafir atau munafik, maka kedua malaikat tersebut bertanya kepadanya: “Apa jawabanmu tentang orang ini (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)?” Dia mengatakan: “Aku tidak tahu. Aku mengatakan apa yang dikatakan orang-orang.” Maka kedua malaikat itu mengatakan: “Engkau tidak tahu?! Engkau tidak membaca?!” Kemudian ia dipukul dengan palu dari besi, tepat di wajahnya. Dia lalu menjerit dengan jeritan yang sangat keras yang didengar seluruh penduduk bumi, kecuali dua golongan: jin dan manusia.” (Muttafaqun ‘alaih)

Para ulama sepakat bahwa adzab kubur bisa di­dengar oleh semua makhluk yang berada di sekitar kuburan kecuali manusia dan bangsa jin. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu menyatakan ‘bahwasanya manusia tidak mendengar teriakan tersebut (teriakan orang yang disiksa di dalam kubur) karena beberapa hikmah:

Seperti yang diisyaratkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dengan perkataan beliau, “Kalaulah seandainya kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku akan berdoa kepada Allah agar Allah memperdengarkan adzab kubur kepada kalian.” (HR. Muslim dari Zaid bin Tsabit Radhiallahu’anhu)

Dirahasiakannya hal tersebut untuk menutup rahasia atau aib-aib mayit.
.
Agar keluarganya tidak selalu bersedih, karena jika keluarganya mendengar sang mayit diadzab dan berteriak, maka mereka tidak akan tenang hidupnya.

Agar keluarganya tidak menanggung malu, karena manusa akan berkata, “Inilah anakmu, inilah bapakmu, inilah saudaramu….” dan sebagainya.
Sesungguhnya kita akan binasa karena suara teriakan tersebut sangatlah tidak menyenangkan, bahkan suara tersebut dapat merontokkan jantung dari uratnya, maka manusia akan mati atau pingsan karenanya.

Kalau manusia dapat mendengar teriakan orang-orang yang diadzab, maka beriman dengan adzab kubur merupakan keimanan terhadap sesuatu yang nampak, bukan iman dengan hal ghaib lagi, sehingga ketika itu tidak ada manfaatnya lagi ujian. Karena manusia itu akan beriman dengan segala sesuatu yang dia saksikan dengan pasti, manakala hal tersebut tidak nampak darinya. Dan mereka tidak akan mengetahuinya kecuali dengan jalan pengkabaran sehingga menjadi termasuk bab beriman dengan hal ghaib.

Disempitkan kuburnya, sampai tulang-tulang rusuknya saling bersilangan. Diperlihatkan pintu neraka serta merasakan panasnya. Dan didatangi teman yang buruk wajahnya dan busuk baunya.

Dalam hadits Al-Bara’ bin ‘Azib Radhiallahu ‘Anhu yang panjang, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam menceritakan tentang orang kafir setelah mati:

فَأَفْرِشُوهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا مِنَ النَّارِ؛ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسُمُومِهَا وَيَضِيقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلاَعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوؤُكَ، هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ. فَيَقُولُ: مَنْ أَنْتَ، فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ الَّذِي يَجِيءُ بِالشَّرِّ. فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ. فَيَقُولُ: رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَةَ

“Gelarkanlah untuknya alas tidur dari api neraka, dan bukakanlah untuknya sebuah pintu ke neraka. Maka panas dan uap panasnya mengenainya. Lalu disempitkan kuburnya sampai tulang-tulang rusuknya berimpitan. Kemudian datanglah kepadanya seseorang yang jelek wajahnya, jelek pakaiannya, dan busuk baunya. Dia berkata: ‘Bergembiralah engkau dengan perkara yang akan menyiksamu. Inilah hari yang dahulu engkau dijanjikan dengannya (di dunia).’ Maka dia bertanya: ‘Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan kejelekan.’ Dia menjawab: ‘Aku adalah amalanmu yang jelek.’ Maka dia berkata: ‘Wahai Rabbku, jangan engkau datangkan hari kiamat’.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Alam kubur adalah tempat pertama menuju akhirat. Karenanya kurang tepat jika ada yang mengatakan ‘dia sudah tidak ada lagi’, seolah-olah kehidupan ini sudah berakhir, namun sejatinya adalah belum berakhir karena masih ada kehidupan lanjutan setelah hidup di dunia ini. Seharusnya mengatakan dengan ‘dia sudah berada di alam kubur’.

Sesungguhnya kita tidak merasakan apa yang akan terjadi sebagaimana juga tidak merasakan apa yang telah terjadi. Sebenarnya kita pernah hidup di alam rahim ibu, tapi apakah kita pernah merasakannya? Ternyata, apa yang tidak kita ketahui dan rasakan sebenarnya telah terjadi. Tetapi kebanyakan manusia seringkali melupakan alam kubur ini. Sebab itu, Rasulullah selalu mengingatkan umatnya dengan kematian dan adzab kubur agar selalu ingat kepada kehidupan akhirat.

Tagged as: ,
About the Author

Write admin description here..

0 komentar:

Flag Counter
ANTI SYIAH. Powered by Blogger.
© 2013-2015 απ†ι $ψι'αh. Powered by Anti Syiah.
Edited by Anti Syiah
Ping your blog, website, or RSS feed for Free
back to top